Selamat datang di Website Resmi SMA Xaverius Lubuklinggau yang setia terhadap ciri khas Katolik, Pencerdasan kehidupan bangsa dalam kebersamaan dan Profesional mendampingi kaum muda menjadi pribadi yang utuh

Pengolahan Biji Karet Menjadi Biodiesel


Pengolahan Biji Karet Menjadi Biodiesel

Abstrak

Biji karet yang jumlahnya melimpah hingga saat ini belum banyak dimanfaatkan karena dianggap sebagai limbah dan belum banyak orang yang tahu cara mengolahnya. Biji karet memiliki kandungan minyak 40-50% yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Proses pembuatan biodiesel minyak nabati ini kami lakukan berdasarkan penelitian tim sebelumnya yang menghasilkan crude oil sheet. Penelitian ini dilakukan melalui reaksi esterifikasi dengan menggunakan katalis batu zeolit yang dilakukan di dalam tungku pembakaran. Proses ini meliputi 3 tahap, yaitu tahap pembuatan crude oil sheet, tahap esterifikasi, dan tahap thermo cracking by plate. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan kualitatif. Pemanfaatan bahan baku minyak biji karet berharga murah sehingga dapat meminimalkan biaya produksi biodiesel dan  diharapkan dapat menjadi alternatif energi biodiesel. Hasil pada peneltian ini, yaitu bio solar, bio minyak tanah, dan bio etanol. Saran untuk penelitian berikutnya yaitu untuk dapat diujikan secara real pada kendaraan.

PENDAHULUAN

Seiring perkembangan zaman, kehidupan manusia semakin maju. Kebutuhan manusia di berbagai bidang semakin beragam. Salah satunya kebutuhan di bidang transportasi, dalam hal ini adalah kebutuhan bahan bakar kendaraan. Dewasa ini, manusia banyak menggunakan kendaraan yang memakai bahan bakar fosil. Jadi, agar bahan bakar dapat terus digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, perlu adanya bahan bakar alternatif yang dapat dibudidayakan.

Berdasarkan pemaparan Ir. F.X Sutijastoto, MA, Kepala Pusat Riset dan Pengembangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dalam acara ICOSI (International Conference on Sustainable Innovation), beliau mengatakan bahwa cadangan energi fosil berupa minyak dan gas bumi yang selama ini digunakan oleh Indonesia, diperkirakan akan semakin berkurang dan mungkin bisa habis pada tahun 2025. Sedangkan, menurut World Economic Review 2007, Prior Statistics 2008 dilaporkan bahwa negara-negara di kawasan Asia-Pasifik dan Asia Selatan memberikan porsi terbesar yaitu 58% dari total peningkatan kebutuhan minyak dunia. Itu berarti akan tiba saatnya dimana negara-negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia akan mengalami kekurangan bahan bakar fosil.

Bagaimana cara mengatasinya? Patutkah kita bergantung pada ketersediaan cadangan minyak dunia saat ini? Mari kita lihat terlebih dahulu jumlah cadangan minyak saat ini. Dari data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), saat ini jumlah cadangan minyak bumi Indonesia sebesar 3,6 miliar barel atau hanya 0,2 persen dari total cadangan minyak di dunia. Sedangkan untuk dapat menambah jumlah cadangan minyak dan gas di Indonesia dibutuhkan eksplorasi, dan untuk eksplorasi dibutuhkan investasi dalam jumlah besar. Mengingat kebutuhan manusia akan bahan bakar fosil sulit untuk dibatasi, maka perlu adanya bahan bakar alternatif lainnya.

Berdasarkan aspek-aspek yang telah disebutkan di atas, maka penulisan karya ilmiah ini kami peruntukkan untuk membahas mengenai pengolahan biji karet yang dijadikan biodiesel. Mengapa biji karet? Alasan utama menggunakan biji karet karena ketersediaan lahan perkebunan seluas 1,878.983 ha di provinsi Sumatera Selatan. Setiap hektar bisa ditanami kurang lebih 500 batang karet dan jika setiap batangnya bisa menghasilkan 5000 biji karet pertahun, berarti setiap 1 kg biji karet berjumlah 200 biji karet. Jika 30% jumlah biji karet secara keseluruhan bisa diproses menjadi biodisel yang randomennya 10%, maka terdapat 15 juta ton biji karet yang bisa diproses dan menghasilkan 1500 ton biodisel. Sedangkan jika ingin menggunakan pohon jarak dianggap terlalu sulit karena harus adanya penanaman ulang sedangkan lahan di daerah ini terbatas. Selain itu, biji karet mengandung sekitar 40%-50% minyak nabati dengan komposisi asam lemak yang dominan adalah 39,45   % asam oleat dan 33,12% asam linoleat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan kakak kelas kami, kami akan melanjutkan penelitian mengenai pembuatan biodiesel dari bahan biji karet. Kami mengolah crude menjadi minyak biodiesel dengan metode thermo cracking by plate.

 

PERUMUSAN MASALAH

Thermo Cracking By Plate merupakan metode pemecahan rantai karbon dengan cara pemanasan dengan menggunakan kondensor bentuk piring (Sumber : Penelitian di SMA Xaverius Lubuk Linggau, Pembimbing). Dengan menggunakan metode ini, kami mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :

  1. Dapat membuat tiga macam bahan bakar alternatif berdasarkan titik didihnya dengan berbagai macam bahan yang sama yaitu dengan titik didih berat yaitu solar, titik didih sedang yaitu minyak tanah, dan titik didih ringan yaitu bensin.
  2. Selain itu dapat membuat minyak atsiri.
  3. Tidak menggunakan bentuk spiral maupun pipa (yang biasa dipakai) melainkan menggunakan plate sehingga tidak ada kemungkinan salurannya buntu.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, masalah karya tulis ilmiah ini, yaitu :

  1. Bagaimana proses pengolahan biji karet menjadi biodiesel?
  2. Bagaimana hasil pengolahan biodiesel dengan menggunakan metode thermo cracking by plate ?

 

TUJUAN KARYA DESAIN

Tujuan : Berdasarkan rumusan masalah, tujuan karya tulis ilmiah ini, yaitu :

  1. Bahan energi terbaharui.
  2. Untuk mengetahui hasil biodiesel dengan menggunakan metode esterifikasi dan thermo cracking by plate.
  3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan biji karet menjadi biodiesel.

Manfaat : Pemanfaaatan biji karet memiliki banyak kegunaan. Mulai dari segi ekonomi sampai segi lingkungan. Dalam segi ekonomi, biji karet mudah di dapat karena kelimpahannya sehingga irit dalam segi materil. Dalam segi lingkungan, biodiesel sangat ramah lingkungan dan biji karet merupakan bahan dasar pembuatan biodiesel yang dapat diperbaharui.

Proses Pembuatan Biodiesel Melalui metode Thermo Cracking By Plate

  1. Tungku

Masukkan minyak hasil crude oil ke dalam tungku pemanas melalui lubang tempat pemasangan termometer. Lalu masukkan sekitar 5 karung arang dan menyalakan api sehingga tungku mencapai titik didih sekitar 200°C.

  1. Kondensor I

Setelah itu, uap hasil pemanasan masuk ke dalam kondensor I yang akan mendingin menggunakan blower. Uap hasil kondensor I  akan menghasilkan embun yang merupakan solar yang bertitik didih sekitar 250°C-400°C.

  1. Kondensor II

Kemudian uap hasil pemanasan yang masih berupa uap memasuki kondensor II yang mendingin menggunakan air. Uap hasil kondensor II yang menjadi embun merupakan minyak tanah yang bertitik didh sekitar 175°C-275°C.

  1. Kondensor III

Selanjutnya uap yang melewati kondensor II memasuki kondensor ketiga yang berupa tabung yang mendingin dengan menggunakan air garam yang dicampur dengan es (kalau bisa dibawah -10°C) merupakan bensin yang bersuhu sekitar 30°C-200°C.