Pengolahan Sampah Plastik menjadi Bahan Bakar Alternatif
Plastik menjadi masalah utama sampah dunia karena membutuhkan waktu yang sangat lama agar terurai secara alami. Penggunaan plastik seharusnya mulai dikurangi. Diperlukan solusi yang lebih cepat untuk mengubah limbah plastik menjadi sesuatu yang berguna. Jika plastik di daur ulang, maka secara otomatis pencemaran dapat dikurangi. Salah satunya meenjadi bahan bakar alternatif. Kami memilih mengolah sampah plastik sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil karena mulai meningkatnya jumlah pencemaran akibat sampah plastik dan menurunnya persediaan minyak bumi. Tujuan karya desain TTG, yaitu memberi solusi mengenai cara pengolahan sampah plastik yang jumlahnya mulai meningkat, memberi solusi mengenai mulai berkurangnya jumlah minyak bumi, mengetahui proses pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan kualitatif. Pengolahan sampah plastik dengan menggunakan metode thermo cracking by plate. Hasil yang diperoleh minyak tanah, bensin, eter petroleum.Saran untuk penelitian yang akan datang melakukan uji laboratorium terhadap hasil bahan bakar dari sampah plastik.
PENDAHULUAN
Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikroba menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan menjadi bahan pencemar. Salah satu sampah anorganik yaitu plastik.
Plastik menjadi masalah utama sampah dunia karena membutuhkan waktu yang sangat lama agar terurai secara alami. Penggunaan plastik seharusnya mulai dikurangi. Terutama penggunaan plastik untuk pembungkus makanan karena kandungan kimia pembungkus plastik berbahaya bagi tubuh dan merusak lingkungan sekolah sehingga menimbulkan pencemaran tanah. Jika sampah plastik dibakar, asapnya mngandung racun yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Partikel asap yang jatuh di atas tanah akan mengakibatkan kontaminasi yang bisa menjadi racun bagi tanah dalam jangka waktu lama.
Diperlukan solusi yang lebih cepat untuk mengubah limbah plastik menjadi sesuatu yang berguna. Jika plastik di daur ulang, maka secara otomatis pencemaran dapat dikurangi. Salah satunya meenjadi bahan bakar alternatif berupa biodiesel. Kami memilih mengolah sampah plastik menjadi biodiesel sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil karena mulai meningkatnya jumlah pencemaran akibat sampah plastik dan menurunnya persediaan minyak bumi.
PERUMUSAN MASALAH
Nilai lebih dari alat Thermo Cracking by Plate satu alat dan satu bahan dapat menghasilkan 3 bahan bakar alternaif pengganti solar, bensin, dan minyak tanah yang mulai sulit didapatkan saat ini. Alat dapat digunakan untuk berbagai macam bahan misalnya plastik yang nantinya akan menghasilkan biodiesel, selain itu juga digunakan untuk pemisahan minyak atsiri (minyak bunga dan minyak cengkeh).
Rumusan masalah yang akan diselesaikan dalam penerapan TTG ini adalah bagaimana cara Pengolahan Sampah Plastik menjadi Bahan Bakar Alternatif?
TUJUAN KARYA DESAIN TTG
Tujuan karya tulis ilmiah ini, yaitu :
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengurangi sampah plastik serta untuk mengetahui proses pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel sebagai bahan bakar alternatif.
TINJAUAN PUSTAKA
Plastik merupakan perpanjangan dari rantai karbon alkena dan alkuna. Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. (https://id.wikipedia.org/wiki/Plastik )
Beberapa Jenis Plastik
http://argamazuplastik.com/jenis-jenis-plastik-dan-istilah-produksi-plastik.html
Dampak sampah plastik
Manfaat Daur Ulang plastik
Pengertian Thermo Cracking by Plate
Thermo Cracking by Plate merupakan metode pemecahan rantai karbon dengan cara pemanasan dengan menggunakan kondensator berbentuk piringan. Sampah masih menjadi masalh utama di negara di dunia. Penggunaan limbah plastik merupakan alternatif yang memungkinkan sebagai material penghasil energi. Proses Cracking merupakan proses untuk mengubah limbah plastik dari rantai alkyl panjang polyetilns menjadi hidrokarbon. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengurangi limbah plastik tersebut menjadi material yang bermanfaat. Salah satunya adalah dengan mengkonversi limbah plastik menjadi sumber energi.
Pada kajian ini, dipaparkan beberapa metode yang telah berhasil diteliti dalam mengkonversi limbah plastik menjadi sumber energi. diantaranya adalah proses pirolisis (thermal cracking), hidrocracking dan hidroisomerisasi. Selain metode dan proses yang digunakan, jenis katalis yang digunakan dalam proses ternyata mempengaruhi tinggi rendahnya komposisi produk yang dihasilkan yaitu gas, cairan, dan padatan yang terbentuk. dengan dikembangkannya metode tersebut, diharapkan limbah plastik yang selama ini masih menjadi permasalahan di masyarakat dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia dan lingkungan. (Ermawati Rahyani, 2011)
HASIL KARYA DESAIN
Gambar 1. Desain Thermo Cracking by Plate
CARA KERJA :
Menyusun alat seperti gambar
Alat terdiri dari : tungku, pipa penghubung, kondensor. Tungku terdiri dari beberapa bagian yaitu pintu pemasukan dan pintu pembuangan lalu didalam tungku ada reaktor yang nantinya akan diisi plastik. Lalu, pipa penghubung antara tungku dan kondensor dihubungkan. Kondensor pertama, kedua, dan ketiga diberi penyangga. Kondensor pertama, kedua, dan ketiga didalamnya terdiri dari sejumlah plate yang nantinya akan membantu pengembunannya.
1. Memasukkan sampah plastik ke dalam tabung reaktor.
2. Memasukkan dan menghidupkan arang di dalam tungku.
3. Menunggu plastik meleleh dan uap naik ke dalam pendingin I yang menggunakan udara akan mengembunkan uap dengan titik embun yang tinggi yang akan menghasilkan minyak tanah, pendingin II yang menggunakan air akan mengembunkan uap dengan titik embun sedang akan menghasilkan bensin, dan pendingin III yang menggunakan air es dan garam mengembunkan uap dengan titik embun rendah akan menghasilkan eter petroleum.
![]() |
: | 124 | ![]() |
: | 343372 |
![]() |
: | 4 |
![]() |
: | 123284 |
![]() |
: | 18.97.14.84 |